Yuniorat Adalah

Yuniorat Adalah

Actions (login required)

KIBI, PAULINA (2017) DINAMIKA PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA BIARAWATI YANG MENJALANI MASA YUNIORAT. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dinamika kesejahteraan psikologi pada biarawati yang menjalani masa yunoriat. Biarawati dalam masa yunoriat adalah seorang biarawati yang sudah mengikat janji 3 kaul sementara (kemurnian, kemiskinan dan ketaatan) dan tinggal dalam suatu komunitas serta ikut terlibat dalam karya pelayanan di masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-fenomenologi. Subjek penelitian ini dipilih dengan kriteria purposive sampling dan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara yang mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiganya mengalami proses penerimaan diri dengan masa lalu dan saat ini, menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, dapat menentukan secara mandiri terkait dengan diri sendiri tapi disisi lain mereka tetap melakukan pertimbangan dan keputusan dari orang lain terkait dengan identitas mereka sebagai seorang biarawati. Ketiganya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan dapat mengelola aktivitas sehari-hari baik di komunitas dan tempat tugas, memiliki tujuan yang terus berkembang sesuai dengan panggilan sebagai seorang biarawati dan mengalami pertumbuhan pribadi yang kontinu dan mengenal serta mengembangan potensi yang ada dalam diri masing-masing.. Ditemukan bahwa faktor yang mendukung pencapaian kesejahteraan psikologi adalah dukungan sosial, pemaknaan hidup dan keintiman hubungan dengan Tuhan (religiusitas).This study aims to describe the dynamics of psychological well-being in nuns who underwent the yunoriat. A nun in the junoriat period is a nun who has binded the promises of three temporary vows (purity, poverty and obedience) and lives in a community and is involved in the work of community service. This research uses qualitative-phenomenology approach. The subjects of this study were selected by purposive sampling criteria and data collection techniques through deep observation and interview. The results of this study indicate that the three experienced process of self-acceptance with the past and now, weave good relationships with others, can determine independently related to themselves but on the other do they comitmetment to consider and decisions of others to their identity as a nun. All three can adapt to new environments and can manage daily activities both in community and place of duty, have a growing purpose in accordance with the call as a nun and experience continuous personal growth and know and develop the potential that exists within each. It was found that factors that support the achievement of psychological well-being are social support, meaning of life and intimacy of relationship with God (religiosity).

Actions (login required)

Megaco (resmi H.248) adalah sebuah implementasi dari Media Gateway Control Protocol arsitektur [1] untuk mengendalikan Media Gateways di Internet Protocol (IP) jaringan dan masyarakat beralih jaringan telepon (PSTN). Dasar umum arsitektur dan antarmuka pemrograman awalnya digambarkan dalam RFC 2805 dan saat ini definisi Megaco spesifik adalah ITU-T Rekomendasi H.248.1.

Megaco mendefinisikan protokol untuk Media Gateway Controller untuk mengontrol Media Gateways untuk mendukung aliran multimedia di jaringan komputer. Hal ini biasanya digunakan untuk menyediakan Voice over Internet Protocol (VoIP) jasa (suara dan fax) antara jaringan IP dan PSTN, atau seluruhnya dalam jaringan IP. Dalam protokol tersebut merupakan hasil kolaborasi dari kelompok kerja MEGACO Internet Engineering Task Force (IETF) dan International Telecommunication Union ITU-T Study Group 16. IETF standar aslinya diterbitkan sebagai RFC 3015, yang kemudian digantikan oleh RFC 3525.

Istilah Megaco adalah sebutan IETF. ITU kemudian mengambil alih kepemilikan protokol dan versi IETF telah direklasifikasi sebagai bersejarah. ITU telah menerbitkan tiga versi H.248.1, terbaru pada bulan September 2005. H.248 mencakup bukan hanya spesifikasi protokol dasar di H.248.1, tetapi banyak ekstensi didefinisikan di seluruh H.248 Sub-series. Pelaksanaan lain Media Gateway Control Protocol arsitektur ada dalam protokol MGCP bernama sama. Ini digunakan melalui antarmuka yang sama dan mirip dalam aplikasi dan fungsi pelayanan, bagaimanapun, adalah protokol yang berbeda dan perbedaan yang mendasarinya membuat mereka tidak cocok.

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

SEMINARI MENENGAH 'YUNIORAT OMI BEATO MARIO BORZAGA'

Dalam Kongres OMI Provinsi Indonesia tahun 2011 di Kaliori, salah satu keputusan Kongres adalah OMI Provinsi Indonesia akan memperioritaskan Panggilan dan Formasi mengingat jumlah tenaga OMI di lapangan sangatlah kurang. Komisi Panggilan dan Komisi Formasi yang dibentuk pada waktu Kongres ini diberi mandat untuk merealisasikan bentuk konkret guna menjawab prioritas tersebut. Dengan semangat yang berkobar-kobar, Komisi Panggilan dan Komisi Formasi mencoba untuk merealisasikannya.

Namun ternyata proses untuk menjawab prioritas ini tidaklah mudah. Rapat dan pertemuan telah dilakukan untuk mewujudkan jawabannya, akan tetapi belum mengarah pada bentuk konkret. Karena kesibukan di tempat karya, para Oblat yang mendapat mandat untuk merealisasikan prioritas Provinsi tersebut menjadi tenggelam dalam karya masing-masing. Formasi dan Panggilan masih menjadi prioritas, tapi masih menjadi sebatas sebuah wacana.

Syukurlah dalam rangka perayaan 200 tahun Kongregasi OMI diadakan program Triennium. Arah Triennium adalah Pertobatan menuju Misi baru. Salah satu yang direncanakan dalam program ini adalah merancang sebuah Kongres Misi untuk menentukan prioritas menuju misi baru. Dalam rapat Dewan Provinsial bulan November 2015 diputuskan bahwa Kongres akan diselenggarakan selama satu tahun yaitu sepanjang tahun 2016. Kongres akan dipimpin langsung oleh Provinsial bersama Dewan Provinsial. Kongres ini melibatkan semua Oblat. Diskusi-diskusi diadakan di tingkat Distrik. Secara berkala, Provinsial, anggota Dewan provinsial, dan para Superior Distrik mengadakan pertemuan untuk membahas lebih lanjut diskusi-diskusi yang sudah diadakan di tingkat Distrik.

Dalam rapat Kongres Misi tanggal 13-15 Februari 2016 di Balikpapan, diputuskan bahwa untuk merealisasikan prioritas Panggilan dan Formasi akan ditunjuk seorang Oblat yang akan menjadi Promotor Panggilan full time (penuh waktu) - selama ini Promotor Panggilan dilakukan secara part time (paruh waktu) - dan pembentukan lembaga formasi yaitu Tunas Muda yang akan menjaring para calon yang lulus SMP dan Yuniorat untuk menjaring lulusan SMA. Secara konkret ditunjuklah Pastor Aloysius Wahyu Nugroho, OMI sebagai Promotor Panggilan penuh waktu dan Pastor Bernardus Agus Rukmono, OMI menjadi Pembina Tunas Muda dan Yuniorat. Yang sangat menginspirasi keputusan ini adalah pengalaman pembentukan Yuniorat OMI di Pakistan, India, dan Srilanka. Program Yuniorat ini ternyata sangat efektif menumbuhkan panggilan di negara-negara tersebut. Panggilan OMI di tiga negara tersebut tumbuh subur. Suatu pengalaman yang baik dan indah patut menjadi sarana pembelajaran.

Untuk lebih mengkonkretkan keputusan tersebut, maka diadakanlah rapat pada tanggal 14-15 April 2016 di Yogyakarta. Yang hadir dalam rapat adalah Provinsial, Bendahara Provinsi, Tim Formator, Tim Panggilan Awam yang sudah dipersiapkan untuk mem-back-up panggilan dan formasi, serta Pastor Wahyu dan Pastor Rukmono yang telah ditunjuk untuk melaksanakan program tersebut. Secara konkret diputuskan dalam rapat bahwa Promotor Panggilan dan Yuniorat akan dilaksanakan mulai bulan Juni 2016. Nama Tunas Muda dan Yuniorat digabung menjadi satu nama yaitu Seminari Menengah "Yuniorat OMI Beato Mario Borzaga". Ini adalah Seminari Menengah yang dikelola untuk mempersiapkan tenaga-tenaga misionaris ke depan, baik sebagai calon imam ataupun calon bruder.

Mereka yang lulus SMP disebut Yuniores KPP (Kursus Persiapan Pertama). Mereka akan menjalani pendidikan selama tiga tahun di Yuniorat. Untuk pendidikan formal, mereka akan bersekolah di SMA Yos Sudarso, Cilacap. Sedangkan untuk lulusan SMA akan disebut Yuniores KPA (Kursus Persiapan Atas). Mereka akan menjalani pendidikan selama satu tahun. Yuniorat akan dikelola oleh seorang Direktur yang akan dibantu oleh Asisten Direktur. Lokasi Yuniorat ditetapkan di Kompleks Kapel Santo Eugenius de Mazenod, Jalan Kendeng,RT 04/ RW15, Sidanegara, Cilacap Tengah. Untuk itu, Bendahara Provinsi yang akan dibantu oleh Pastor Vincentius Kaya Watun, OMI akan merenovasi 2 rumah di Kompleks Kapel untuk dijadikan Yuniorat.

Sebuah kerja yang berat. Dalam waktu singkat harus menyelenggarakan berbagai hal. Bapa Provinsial memberikan motivasi: Kalau kita tidak bergerak sekarang, kapan lagi? Kita tidak bisa menunda-nunda pekerjaan kita. Memang apa yang dinyatakan Bapa Provinsial benar. Kita sudah mencanangkan prioritas Panggilan dan Formasi sejak tahun 2011. Sudah seharusnya jawaban akan prioritas tersebut terwujud di tahun 2016. Menurut ukuran waktu, sebenarnya kita sudah terlambat.

Yuniorat OMI sebenarnya sudah dirintis oleh Pastor Simon Heru Supriyanto, OMI selaku Promotor Panggilan pada awal tahun 2016. Pada waktu itu Pastor Heru memfasilitasi anak-anak yang sudah lulus SMA dan sudah menyatakan diri masuk OMI supaya ada persiapan diri sebelum memasuki Pra-Novisiat. Mereka dipersiapkan selama 4 bulan di Wisma de Mazenod OMI. Mereka mulai dilatih hidup doa, kebiasaan hidup berkomunitas, juga mempelajari tradisi OMI. Apa yang sudah dirintis Pastor Heru menjadi acuan terbentuknya Yuniorat sekarang ini. Artinya Yuniorat sekarang ini tidak berangkat dari nol.

Perjalanan Yuniorat dimulai pada tanggal 29 Juni 2016. Pada waktu itu, Pastor Rukmono, OMI yang mendapat tugas sebagai Direktur Yuniorat meninggalkan Paroki Santo Stefanus Malinau menuju ke tempat tugas baru, Cilacap. Sambil berhijrah ke tempat yang baru, Pastor Rukmono membawa 5 anak calon Yuniores. Tiga Yuniores dari Loreh, Pulau Sapi dan 2 Yuniores dari Tarakan. Sejak itu terbentuklah komunitas Yuniorat. Karena gedung Yuniorat belum selesai direnovasi, Komunitas Yuniorat harus berpindah-pindah tempat. Dari Yogyakarta, bergerak menuju Kaliori pada tanggal 1 Juli 2016. Komunitas ini menghabiskan waktu selama 2 minggu di Kaliori. Meskipun renovasi gedung Yuniorat belum selesai, tanggal 9 Juli 2016, Komunitas ini harus bergerak ke Cilacap untuk mengejar tahun ajaran baru yang akan dimulai pada tanggal 18 Juli 2016. Untuk sementara waktu, Komunitas Yuniorat menempati rumah Bapak Petrus Bono yang dengan murah hati merelakan rumahnya bagian belakang untuk ditempati. Rumah itu terletak di Jalan Mangga No.14, Tambak Reja, Cilacap Selatan. Selama satu bulan, Yuniorat berkomunitas di situ. Tanggal 10 Agustus, mulailah para yuniores menempati bangunan yuniorat di Kompleks Kapel Eugenius de Mazenod, Jalan Kendeng, Cilacap walaupun pekerjan renovasi belum selesai.

Tanggal 28 Agustus 2016, peresmian Yuniorat dan pemberkatan gedung Yuniorat diadakan dan langsung dipimpin oleh Pastor Antonius Rajabana, OMI, Provinsial OMI Indonesia. Ada 5 Imam, 1 Diakon dan kurang lebih 330 umat menghadiri acara peresmian ini. Peresmian dan pemberkatan gedung Yuniorat ini dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Bapa Provinsial yang potongannya diserahkan kepada Direktur Yuniorat sebagai lambang perutusan, pelepasan balon oleh Pastor Peter, dan ditutup dengan makan bersama sederhana.

Dukungan umat begitu luar biasa. Umat sungguh merindukan kehadiran para biarawan OMI baik Imam maupun Bruder di tengah mereka. Ini tampak dari peranserta umat dalam memberikan beberapa perabotan rumah tangga, sepeda untuk transportasi para yuniores, dan lain sebagainya. Juga semua Komunitas Distrik OMI ikut berpartisipasi menyumbangkan kelengkapan Yuniorat seperti furnitur, komputer, laptop, maupun uang tunai. Kesemuanya ini menjadi tanda bahwa gerakan ini merupakan gerakan seluruh Provinsi.

Puji Tuhan!! Perkembangan Seminari Menengah ini sangat signifikan dilihat dari jumlah seminaris yang bergabung. Saat ini (thn 2020) ada 33 seminaris yang berasal dari macam-macam tempat asal (Jawa, Kalimantan, Flores, Sulawesi, Papua). Pertambahan jumlah seminaris ini terjadi seiring dengan makin dikenalnya Yuniorat OMI di kalangan umat melalui media sosial maupun brosur, dan terutama kesaksian positif dari para alumninya dan kaum awam. Seiring dengan pertambahan jumlah seminarisnya, Kongregasi OMI saat ini tengah menyelenggarakan pembangunan gedung Seminari Menengah yang baru (tiga lantai).

Semoga segala yang kita kerjakan ini sungguh merupakan sebuah jawaban atas prioritas OMI Provinsi Indonesia di bidang Panggilan dan Formasi. Diharapkan jawaban ini akan membuahkan masa depan OMI yang cerah dengan semakin banyaknya kaum muda yang bergabung untuk menjadi biarawan OMI baik sebagai Imam maupun Bruder.

(Penulis: Pastor Bernardus Agus Rukmono, OMI, mantan Direktur Yuniorat OMI "Mario Borzaga"/Dokumentasi: Istimewa)

Bagi Anda yang baru merasa terpanggil untuk melayani Tuhan dan ingin bergabung bersama Kongregasi OMI, Anda dapat klik halaman berikut ini.

Artikel,37,berita,12,carousel,11,Dies Natalis 215 Tahun,1,Ekspo Panggilan,1,Feature,7,galeri,5,Indahnya Persaudaraan,2,Kalimantan Barat,1,Kontak kami,1,pastoral,5,pendidikan,7,pendiri,1,Sosial,1,Tulisan Populer,4,Tulisan terbaru,3,ujud kerasulan doa SFD,1,utama,20,Visitasi di Banjarmasin,1,Week End di Pati,4,

Kongregasi Suster-Suster Fransiskus Dina (SFD) | Indonesia: MASA YUNIORAT (PROFESI SEMENTARA)

MASA YUNIORAT (PROFESI SEMENTARA)

Kongregasi Suster-Suster Fransiskus Dina (SFD) | Indonesia

http://www.kongregasi-sfd.org/2005/02/masa-yuniorat-profesi-sementara.html

http://www.kongregasi-sfd.org/

http://www.kongregasi-sfd.org/

http://www.kongregasi-sfd.org/2005/02/masa-yuniorat-profesi-sementara.html

MASA yuniorat adalah masa pembentukan lebih lanjut, penghayatan kaul dalam hidup bersama dengan semangat  Bapa Fransiskus dan Ibu Magdalena Daemen. Waktu ini sekaligus juga untuk pembinaan sebagai persiapan kaul seumur hidup.

Aturan bagi para Suster OSF yunior bisa menjalani masa  pembinaannya terjadi pada tahun ke lima masa yunior. Disediakan waktu pembinaan secara khusus selama satu tahun di Komunitas Yuniorat.

Ini sebagai pengendapan hidup berkaul.

Tanggal 15 Agustus 2020, keempat suster yunior OSF tahun kelima memulai tahun yunioratnya sampai bulan Agustus 2021. Berlangsung di Komunitas Yuniorat OSF Muntilan yang juga satu areal di kompleks Rumah Retret St. Fransiskus Muntilan.

Keempat suster yunior peserta program ini adalah Sr. M. Mariettha OSF, Sr. M. Editha OSF, Sr. M.Christine OSF, dan Sr. M. Camilla OSF.

Pembukaan Tahun Yuniorat dimulai dengan ibadat penerimaan para suster yunior dan penyerahan keempat suster yunior oleh Sr. M. Rosali OSF (Provinsial) kepada Pembimbing Yunior untuk pembinaan selanjutnya.

Setelah beberapa tahun berkarya di komunitas-komunitas, kini para suster memulai masa pengendapan hidup berkaul dengan banyak waktu untuk berdoa dan berefleksi.

Semoga para suster dapat merenung dan menghayati masa pengendapan hidup berkaul dengan semangat Santo Fransiskus Assisi dan Ibu Magdalena Daemen sehingga menjadi pribadi yang siap untuk melayani dengan kasih.

Katolikana.com—Panggilan hidup untuk menjadi biarawan atau biarawati bukanlah hal mudah. Tidak setiap orang mendapatkan panggilan ini. Selain prosesnya yang panjang, menjadi seorang biarawan atau biarawati memiliki tantangan tersendiri.

Para biarawan dan biarawati terikat akan kaul yang menjadi tanda pengabdian seluruh hidup kepada Tuhan dengan tidak menjalin hubungan pernikahan. Karena itu, pembinaan iman dalam menjalani panggilan sangatlah penting.

Seseorang yang ingin menjadi pastor atau biarawan harus menjalani proses pendidikan di seminari. Seminari adalah lembaga pendidikan bagi para calon pendeta (padri, pastor) Katolik Roma.

Seminari Menengah Beato Mario Borzaga terletak di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Kendeng,RT 04/ RW15, Sidanegara, Cilacap Tengah. Seminari ini dikenal sebagai Yuniorat OMI karena berada di bawah kongregasi OMI.

Seminari ini menjadi tempat pendidikan bagi mereka yang memiliki panggilan menjadi seorang Romo atau Bruder Kongregasi Oblat Maria Immaculata (OMI).

Para siswa seminari atau yuniorat terdiri dari kelompok. Pertama, mereka yang lulus pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan memasuki jenjang SMA, dikenal sebagai Yuniorat Kelas Persiapan Pertama (KPP). Kedua, mereka yang telah lulus pendidkan di SMA disebut sebagai Yuniorat Kelas Persiapan Atas (KPA).

Yuniorat OMI Seminari Menengah Beato Mario Borzaga diresmikan dan diberkati pada 28 Agustus 2016. Acara ini dipimpin langsung oleh Provinsial OMI Indonesia Pastor Antonius Rajabana, OMI.

Pada awal pembentukan, Pastor Aloysius Wahyu Nugroho, OMI ditunjuk sebagai Promotor Panggilan dan Pastor Bernardus Agus Rukmono, OMI menjadi Pembina Seminari Menengah Yuniorat OMI Beato Mario Borzaga. Saat ini pembina atau Direktur Yuniorat dijabat oleh Romo Wahyu OMI.

Romo Direktur Yuniorat dibantu oleh Frater atau Bruder yang sedang menjalani Tahun Orientasi Pastoral. Jangka waktunya biasanya satu tahun. Namun, semua kembali kepada penugasan atau perutusan yang diberikan Romo Rektor Skolastikat.

Frater Henrikus Prasojo, OMI saat ini sedang menjalani Tahun Orientasi Pastoral di Yuniorat OMI Cilacap sebagai Socius, bagian dari perutusan Romo Rektor Skolastikat, Antonius Widiatmoko, OMI.

Tahun ajaran 2020/2021 total yuniores berjumlah 29 orang, meliputi: Kelas 1 SMA 7 orang, Kelas 2 SMA 14 orang, Kelas 3 SMA 6 orang, dan KPA 2 orang.

Kehidupan sehari-hari para yunioeres, terutama KPP, adalah menjalani pendidikan di SMA Yos Sudarso Cilacap.

Selain belajar, ada agenda atau kegiatan rutin lain yang dijalani.

“Secara garis besar, kegiatan harian dibagi dalam lima pilar: Kepribadian, Intelektual, Hidup Rohani, Komunitas, dan Pastoral,” kata Frater Prasojo kepada Katolikana, Rabu (26/5/2021).

Kegiatan tersebut dibagi dalam jadwal-jadwal atau waktu tertentu yang telah disusun oleh Direktur Yuniorat.

Pada masa pandemi, jadwal yang ada ditinjau ulang dan disesuaikan dengan perubahan sesuai arahan Direktur Yuniorat.

Selain tugas membuat agenda harian, Romo Direktur Yuniorat juga menyusun peraturan yang harus ditaati untuk kepentingan bersama.

Peraturan yang ada ini lebih dimaknai sebagai kesepakatan hidup bersama. Kesepakatan tersebut kurang lebih mengatur tentang penggunaan gawai dan hal-hal lain yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Kehidupan di Yuniorat OMI

Seminari Menengah ini menjadi ajang latihan atau pembentukan diri sebelum menuju proses Pra-Novis yang lebih kompleks. Segala hal diatur untuk mendidik para yuniores.

Misalnya, bertemu keluarga atau kembali ke rumah masing-masing hanya diberi kesempatan setahun sekali, yakni saat liburan kenaikan kelas.

Frater Prasojo menjelaskan, tahun lalu semua yuniores tidak ada yang diperkenankan kembali ke daerah asalnya karena alasan pandemi, termasuk yang berasal dari Cilacap.

Laurentius Enggal yuniores Kelas 1 mengatakan belum banyak pengalaman yang ia peroleh selama satu tahun, namun lebih banyak suka yang ia rasakan dari pada duka.

Yuniores asal Karangkandri, Cilacap ini mengaku senang bisa hidup dalam komunitas secara bersama-sama. Menurutnya, awalnya penuh tantangan dan perlu penyesuaian.

“Dulu hancur pas awal, belum betah, belum saling kenal. Namun seiring berjalannya waktu akhirnya satu sama lain saling mengenal, saling dukung, dan mencoba betah apa pun hal yang membuat terombang-ambing,” ujar Enggal.

Adit, yuniores kelas 2 menjelaskan sejak awal dirinya mencoba betah karena bisa masuk ke Yuniorat adalah keinginannya sejak dulu.

“Di sini kehidupan teratur. Belum tentu di luar aku bisa bagi waktu. Apalagi bagi aku yang cenderung malas dan suka menunda-nunda, cukup terbantu di sini,” ujar Yuniores asal Sepauk, Sintang, Kalimantan Barat ini.

Dalam menjalani hidup komunitas apalagi yang fokus pada panggilan Tuhan, tentu banyak tantangan dan pergumulan tersendiri.

Fibo, yuniores kelas 3 asal Cilacap mengatakan bahwa dahulu dirinya juga sempat merasa ingin mundur. Namun, dengan keyakinan dan tekat yang kuat, semua keraguan berhasil ia singkirkan.

“Kalau kepikiran mundur pernah. Cuma selalu ada orang-orang yang mengingatkan, misalnya dengan bercanda hal-hal sepele, tapi bisa menguatkan,” ujar Fibo.

“Selain itu juga ingat teman-teman komunitas, terutama satu angkatan. Juga ke flashback masa lalu, banyak proses yang sudah dilewatkan. Masa, mau meninggalkan demi hasrat duniawi,” kata yuniores yang diterima di tahap Pra-Novis, Juni 2021 ini.

Dalam menjalani panggilan tentu ada tantangan dan pergumulan. Frater Prasojo berharap mereka tetap setia pada panggilan Tuhan dan terus-menerus memelihara hal tersebut dalam kasih Tuhan.

“Mantap memilih dan bertanggung jawab atas panggilan,” pungkas Frater Prasojo.*

Kontributor: Maria Fransiska Ayu Diva Yulita, Maria Friday Letisia, Maria Aufrida Ardhieawati, Nicholas Feby Kurniawan (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Watti, Yohanis Yani (2014) Pembinaan masa yuniorat Bruder Msc untuk menghayati spiritualitas hati kudus Yesus. Skripsi thesis, Sanata Dharma University.